Headlines News :
Home » , , , » Terpaksa Menikah Dengan Jin

Terpaksa Menikah Dengan Jin

Written By Gagak on Kamis, 28 Juli 2016 | 04.47


Demi mendapatkan harta kekayaan aku menggadaikan akidahku, bersekutu dengan Iblis Laknatullah. Aku tergoda dengan ajakan teman untuk melakukan pesugihan, syaratnya aku harus berhubungan seks dengan mbah dukun yang raganya dipakai oleh jin kafir untuk berhubungan intim. Mbah dukun bilang kalau jin kafir hadir dalam ujud yang sebenarnya, aku bisa mati ketakutan. Apa itu hanya alasannya saja untuk menikmati tubuhku? Aku tidak tahu. Perbuatan terkutuk itu aku lakukan sampai berulang kali pada mbah dukun yang berbeda. setelah melakukannya bukan harta yang kudapat tapi penyakit kronis sampai dokter tidak tahu apa jenis penyakitku.

Dalam keadaan dililit hutang Bank aku nyaris saja bunuh diri tak sanggup menanggungnya. Kemana uang aku cari? Meminjam pada siapa dan siapa pula yang bersedia memberikan pinjaman? Pikiranku saat itu galau dan kacau balau.

Aku seorang pengusaha tahu tempe terbilang cukup sukses di desaku. Usaha pembuatan tahu tempe itu warisan dari almarhum suamiku yang meninggal dunia secara tidak wajar. Penyakit yang diderita suamiku bukan penyakit medis tapi non medis. Datangnya penyakit itu di waktu-waktu tertentu saja menjelang matahari terbit, tengah hari, saat matahari terbenam dan di waktu tengah malam. Kata orang pintar penyakit yang diderita suamiku akibat dari kiriman santet seseorang yang merasa iri atas kemajuan usaha suamiku.

Kalau penyakitnya kambuh ia berteriak histeris dan mengucapkan kata-kata kotor mencaci maki. karena tidak tahan menanggung rasa sakit ia membenturkan kepalanya ke tembok kamar sampai berdarah-darah. Selain itu perutnya seperti diiris-iris sembilu, terasa pedih. Ketika sadar ia tidak dapat mengingat apa yang terjadi. Selama menderita sakit tubuhnya kurus dan wajahnya pucat pasi seperti mayat. Usaha pembuatan tahu tempe sejak suamiku menderita sakit tetap beroperasi sebagaimana biasa tapi produksinya menurun. Uang yang seharusnya untuk biaya produksi dialihkan untuk biaya pengobatan suamiku pada dukun dan Rumah Sakit.

Tiga bulan menderita sakit mas Parman berpulang ke Rahmatullah, ia meninggalkan seorang anak usia SD dan aku. Suamiku mewariskan usaha pengelolaan tahu tempe, tapi untuk meneruskannya aku butuh modal besar. Apalagi ketika terjadi lonjakan harga kedele usahaku nyaris gulung tikar. untuk tetap mempertahankan produksi aku meminjam uang di Bank dengan jaminan sertifikat tanah dan rumah. 

Ketika usahaku kembali berproduksi tetap tidak dapat menutupi biaya produksi. Usahaku merugi hingga akhirnya bangkrut. Satu persatu buruh yang selama ini menggantungkan hidupnya padaku pindah ke tempat lain. Selain kehilangan pelanggan aku juga kehilangan buruh. 

Dalam kebingungan mencari uang aku diajak Tutik teman sekolah SMP-ku melakukan ritual pesugihan menikah dengan jin. Ia sendiri belum pernah melakukannya hanya mendengar cerita dari orang katanya ada dukun yang bisa memberikan harta kekayaan berupa uang atau emas batangan. Syaratnya masih gadis atau sudah resmi menjanda. Kami menemui mbah dukun yang bisa membantu mendapatkan harta kekayaan dalam bentuk berlian. 

Dukun itu tinggal di pinggir hutan desa. Ia membangun sebuah gubuk tempat berteduh. Usianya diperkirakan 90 tahun tapi tubuhnya terlihat bugar. Matanya masih terang dan indra pendengarannya masih berfungsi normal. Kepadanya kami jelaskan maksud kedatangan kami menemuinya. 

"Mbah hanya sebatas membantu menikahkan cucu dengan Jin. Pernikahan itu hanya semalam melalui perantara pemuda di sini dan terjadi hanya sekali. Kalau bernasib baik bisa mendapatkan harta tapi jika bernasib sial penyakit yang didapat," katanya mengingatkan kami. 

"Kami siap menerima kemungkinan yang terjadi Mbah," kataku. 

Selepas shalat Isya kami berdua diajak Mbah Kardi menuju ke tengah hutan melalui jalan setapak. Sekitar dua kilometer kami berjalan tiba di tempat ritual. Di tempat itu dibangun pondok-pondok kecil sebanyak Sembilan buah. Kedatangan kami disambut oleh dua orang pemuda bertubuh kekar berwajah plamboyan. Pemuda inilah yang akan menjadi suamiku malam nanti. 

Mban dukun menikahkan kami sesuai dengan syariat islam nikah siri besok pagi bercerai. Dalam pernikahan itu ada saksi....



Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Mata Angin | Johny Template | Cumbri
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2015. Mata Angin - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template