Headlines News :
Home » , , , » Kisah Kitsune Si Rubah Cantik

Kisah Kitsune Si Rubah Cantik

Written By Gagak on Selasa, 26 Juli 2016 | 07.13

Pada suatu musim semi yang cerah, ada 2 pemuda yang pergi ke tegalan untuk mengumpulkan tumbuhan pakis. Mereka merupakan sahabat akrab, dan mereka membawa sebotol anggur serta perbekalan untuk dimakan bersama setelah tugas mereka selesai. Saat mereka sedang asyik mengumpulkan tumbuhan pakis, mereka melihat ada seekor rubah yang mengajak anak-anak mereka bermain dikaki bukit.


Didekat para rubah itu, mereka melihat ada 3 anak dari desa tetangga membawa keranjang. Ketika ketiga anak tersebut melihat para rubah itu, mereka mengambil tongkat bambu dan mencuri anak rubah tersebut di hilir. Ketika sang rubah tua hendak melawan, dipukulnya rubah tua itu dengan tongkat bambu sehingga rubah tua itu lari ketakutan. Kemudian anak-anak itu memasukkan sang anak rubah ke keranjang yang mereka bawa.

Salah satu dari pemuda itu seketika bertanya “halo nak, apa yang hendak kalian lakukan terhadap anak rubah itu?”

Anak tertua menjawab “kita akan membawanya pulang, menjualnya kepada pemuda di desa, dan pemuda itu akan merebusnya dan memakannya”

Pemuda yang lain pun ikutan kepo “umm, rasanya nasibnya akan sama saja kemanapun kau menjualnya. Berikan padaku saja anak rubah itu”

“Tidak bisa, pemuda didesa kami memberi kami uang dengan jumlah yang cukup banyak jika kami dapat menangkap anak rubah. Kami tidak dapat menjualnya kepadamu dengan harga berapapun”

“Baiklah, berapa pemuda itu membayarmu?”

“Setidaknya 300 duit” jawab anak itu berbinar-binar

“Baiklah, kuberikan kepadamu 500 duit”

“Tapi kami sudah berjanji kepada pemuda didesa kami, bagaimana kami dapat menjual kepadamu?”

“Bilang saja bahwa kau gagal mendapatkannya akibat ilusi”

“Ah! Ide yang bagus!” Teriak ketiga anak tersebut kegirangan sembari menerima 500 duit dari pemuda tersebut. Teman pemuda ini merasa heran, dan dia bertanya “kau punya selera yang aneh, untuk apa kau menyimpan anak rubah ini?”

“Bagaimana bisa kau berkata bahwa seleraku aneh? Bila saja kita tidak menyelamatkan rubah itu, dia akan mati! Bagaimana bisa aku diam saja melihat sebuah nyawa diambil? Aku hanya kehilangan sedikit uang untuk menyelamatkan anak rubah ini. Aku pikir kau cukup akrab hingga mengetahui sifatku, tapi ternyata aku salah, maka pertemanan kita berakhir sampai sini”

Lalu karena melihat sang penyelamat rubah menjadi begitu marah, temannya merendah, menyesal hingga menunduk, sembari mengatakan “aku benar-benar kagum atas kebaikan hatimu. Aku jadi semakin mencintaimu sebagai teman. Kupikir kau akan menggunakan anak rubah tadi sebagai pancingan agar rubah tua datang kerumahmu dan memberikan keberuntungan kepadamu. Ketika aku memanggilmu aneh, aku hanya mengujimu karena aku curiga kepadamu. Namun sekarang aku sangat malu terhadap dirimu sendiri.”

“Apakah benar begitu? Kalau begitu aku juga minta maaf karena kasarnya bahasaku tadi” Jawab sang penyelamat rubah.

Ketika mereka berdua berbaikan, mereka mendapati bahwa kaki anak rubah tersebut terluka dan membuatnya tidak dapat berjalan. Ketika kedua pemuda ini kebingungan, mereka menemukan ada tumbuhan bernama “doktor Nakase” yang sedang tumbuh. Mereka berdua melilitkan doktor Nakase kebagian luka anak rubah, kemudian merawatnya dengan memberinya nasi hangat dari bekal mereka, dan mengelus punggungnya. Tidak lama kemudian, anak tersebut sudah mampu berjalan, mereka berdua sedang mengagumi doktor Nakase ketika mereka menyadari tidak jauh dari mereka terlihatlah rubah tua yang sedang memandangi anaknya.

“Lihat! Rubah tua itu telah kembali! Datanglah! Ini anakmu!” teriak kedua pemuda itu sembari membebaskan anak rubah tersebut ke orang tuanya. Anak rubah itu segera mendatangi orangtuanya dan menjilati satu sama lain tanda bahagia. Kedua rubah tersebut kemudian membungkuk, seakan berterima kasih kepada kedua pemuda ini. Dengan hati bahagia, mereka berdua beristirahat dan memakan bekal serta meminum anggur yang mereka bawa. Persahabatan mereka semakin erat.

Bertahun-tahun kemudian, si penyelamat anak rubah menjadi pedagang sukses, menikah dan mempunyai anak laki-laki. Namun ketika anaknya mencapai usia 10 tahun, ia terkena penyakit misterius yang dimana tidak ada dokter maupun obat yang dapat menyembuhkannya. Akhirnya ada satu dokter mengatakan bahwa penyakit anaknya hanya bisa sembuh oleh obat yang terbuat dari hati rubah.

Pasangan suami-istri ini putus asa, karena mereka tidak akan mengambil nyawa dari makhluk hidup lain, meskipun untuk anak mereka. Akhirnya mereka meminta tolong dari seseorang yang tinggal di gunung. “jika tetanggamu hendak berburu rubah, berikan hatinya kepadaku, akan kubeli berapapun harganya” dengan putus asa pasangan suami istri ini mengutarakan permohonannya, dan tetangganya menyanggupi.

Malamnya, datanglah seorang pembawa pesan kerumah suami-istri itu. Ia mengatakan bahwa ia diutus oleh tuannya untuk membawakan hati rubah yang berhasil didapatkannya. Kemudian sang pembawa pesan menyerahkan guci kecil berisi hati rubah segar. “tuanku akan memberitahu harganya beberapa hari lagi” Lanjutnya.

“aku tidak tahu harus berterima kasih seperti apa, ini akan menyelamatkan putraku, kita harus
memberi hadiah kepadanya” Syukur pasangan suami istri itu

“Oh tidak perlu! Aku sudah digaji tuanku!” tolak sang pembawa pesan

“Kalau begitu kau harus bermalam disini”

“Saya ada kawan lama didesa sebelah, aku akan tinggal dirumahnya, selamat tinggal” kata sang pembawa pesan sambil pergi

Pasangan suami-istri itu tidak membuang waktu, mereka segera menyerahkan hati rubah itu kepada sang dokter. Dokter tersebut membuatkan obatnya dan memberikan kesembuhan bagi putra mereka. Pasangan suami-istri ini tidak bahagia karena mereka merasa sangat beruntung. 3 hari kemudian, sang orang gunung, yang dimintai tolong untuk mencarikan hati rubah, datang kerumah mereka. Sang istri menyambutnya dengan hangat

“Betapa cepatnya kau memperoleh hati rubahnya dan betapa baiknya kau langsung memberikannya pada kami! Doktor membuatkan obatnya dan sekarang putra kami mulai dapat berjalan! Kami sungguh berhutang budi!” Kata sang istri dengan menunduk

“Tunggu dulu, orang yang kusuruh untuk mencarikan hati rubah gagal dalam menjalankan tugasnya dan aku kesini untuk meminta maaf, lalu kenapa anda berterima kasih kepadaku?” Jawab sang orang gunung dengan bingung

“Kami sangat berterima kasih atas hati rubah yang kau berikan” Jawab sang suami

“Aku benar-benar tidak sadar jika aku pernah memberi anda hati rubah. Pasti terjadi kesalahan disini” Tandas sang orang gunung dengan bingung

Meskipun sang orang gunung tersebut terus menyangkal keberhasilannya. Pasangan suami-istri ini tetap memberinya hadiah. Namun ketiga orang tersebut sangat bingung dengan apa yang terjadi, terlebih ketika sang orang gunung sudah mendengar tentang kedatangan sang pembawa pesan 4 hari sebelumnya.

Malamnya, datanglah sesosok wanita tua pada rumah sang suami-istri berumur 230 tahun, ia mengatakan “aku adalah rubah yang tinggal di gunung. Pada musim semi beberapa tahun lalu, ketika aku mengajak anakku bermain, ia ditangkap oleh beberapa anak laki-laki dan diselamatkan olehmu. Aku sangat ingin membalas kebaikanmu. Akhirnya ketika kemalangan menimpa rumahmu, aku membalas budimu dengan membunuh anakku, dan mengambil hatinya. Suamiku menjelma menjadi pembawa pesan dan menyerahkan hatinya kepadamu untuk kesembuhan anakmu”

Sambil mengatakan itu, wanita tua itu menangis. Sang pemuda penyelamat anak rubah inipun juga menangis. Tak lama kemudian, istri sang pemuda ini bangun dan menanyakan kenapa suaminya menangis. Sang suami akhirnya ini menceritakan semuanya: mengenai kisahnya dalam menyelamatkan anak rubah, mengenai siapa pembawa pesan yang membawakan mereka hati rubah, dan mengenai kedatangan Kitsune dalam sosok wanita tua berumur 230 tahun. Setelah mendengar kisah itu, sang istri pun menangis.

Malam itu juga, pasangan suami-istri ini memanjatkan doa pada altar keluarga, dan keesokan harinya mereka menceritakan kisah ini ke tetangga, teman, dan sanak saudara mereka. Tak lama kemudian, kisah ini menjadi berita yang hangat diseluruh penjuru negeri, karena rubah dan kitsune yang terkenal licik pun ternyata bisa membalas budi. Sementara itu, sang anak yang disembuhkan memilih tempat terindah didesanya, dan membangun kuil untuk inari-sama, sang dewa rubah, dan memberikan korban kepada 2 rubah tua, yang telah memberinya pangkat tinggi dalam pemerintahan.




Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Mata Angin | Johny Template | Cumbri
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2015. Mata Angin - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template