Ini sebuah cerita tentang harimau yang sangat di takuti di Sumatra dengan seorang pertapa. Dalam masa renungan pertapa menuju sebuah hutan dan menemukan seekor harimau yang lagi menangis. Dibaliknya terlihat anak harimau yang lagi tertimpa pepohonan. Pertapa mendekati harimau dan bertanya.
Pertapa : “Ada apa wahai harimau, kenapa kau begitu terlihat sedih dan menangis?”
Harimau : “Aum” Mengelegar suara harimau terdengar dan seakan-akan memecahkan kesunyian.
Hal ini sangatlah menakutkan bagi pertapa, namun dengan sabar pertapa mencoba mendengar perkataan harimau.
Harimau : “Wahai, pertapa bantu lah saya!”, mengaum dan berkata kembali ”Lihatlah tubuhku banyak luka karena tertimpa pohon yang di hantam oleh angin menderu. ”Sudah satu hari saya disini dan belum makan”, ujar harimau mendengus. “Bantulah lepaskan anakku dari reruntuhan pohon ini!”
Pertapa melihat harimau meringis, bergeraklah pertapa itu dan mulai membantu. Namun karena kegarangan harimau pertapa ragu dan bertanya.
Pertapa : “Wahai harimau, engkau adalah harimau Sumatra yang bengis dan memiliki sifat liar. Beranikah berjanji padaku setelah kubantu maukah dirimu untuk tidak memakan ku?”
Harimau : “Pertapa, bantulah saya berjanji tak akan menyakitimu” Harimau Berkata ”Dan akan menjagamu dalam masa perjalananmu”.
Pertapa : “Jika itu janjimu kuharap kamu akan menepati janji mu itu”, sambil bergegas membantu anak harimau dengan mengangkat pohon yang tumbang.
Anak harimau terlihat kurus dan lemah. Selain itu terlihat bekas luka robek yang membuat hati pertapa meringis dan mendekat. Harimau kecil pun di selimut dengan sorban dan dicarikan beberapa obat untuk lukanya.
Harimau yang berjanji kepada pertapa pun menemani pertapa hingga akhir hidupnya. Menjaga dan mengiringi pertapa tersebut hingga akhir perjalanan hidupnya.
Menceritakan betapa setianya sang harimau menemani sedih dan senangnya sang pertapa. Dalam perjalananya mencari sebuah pengetahuan mengenai pertapaan. Dengan setia sang harimau menemani.
Suatu saat pertapa bertemu dengan beruang, sang harimau menjaganya. Harimau terluka dan tergores untuk pertama kalinya.
Suatu ketika pertapa bertemu dengan ular, harimau melindunginya dan mendapat goresan kedua di tubuhnya.*
Kemudian pertapa bertemu serigala, harimau tetap setia menjaga janjinya melindunginya hingga terluka dengan parah sekujur tubuhnya.
Pernah suatu hari harimau pergi mencari makanan berupa hewan yang masih hidup dan diberikan kepada pertapa, namun pertapa menolak karena dirinya makan sayur. Pertapa memaklumi sang harimau memakan daging.
Harimau berjanji tidak akan memakan manusia jika tidak dalam keadaan terpaksa dan jika tidak di dalam ganguan manusia tersebut. Dalam perjalanan sang harimau menemukan seorang penebang hutan yang lagi mendapat kesusahan karena masuk di dalam sebuah lubang gunung yang dalam. Harimau datang kepada pertapa dan mengatakan bahwa ada seorang penebang hutan di dalam lubang yang cukup dalam.
Segera pertapa datang dan memberikan pertolongan. Terjadilah percakapan dengan penebang hutan dan pertapa.
Pertapa : ”Siapa disana?”
Penebang : “Wahai pertapa, saya seorang penebang hutan yang terperosok dalam lubang.”
Pertapa : “Baiklah saya bantu, saya akan memberikan tali. Namun dirimu harus berjanji tidak akan menebang pohon di daerah sini kembali dan jagalah kelestariannya. Ingatlah Janjimu!”
Penebang : “Baiklah wahai pertapa, saya akan menepatinya.”
Setelah di berikan bantuan dan pengobatan, sang penebang hutan pergi dan berjanji tidak akan menebang pohon di daerah tempat habitatnya harimau.
Sumber
dari mana cerita ini?
BalasHapusdari mana cerita ini?
BalasHapus