Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang, gas dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang dikenal dengan materi gelap.
Lalu cara untuk menghitung Diameternya dengan menggunakan rumusan (Kecepatan Cahaya X Waktu sejak sinar dipancarkan hingga kembali tertangkap Radar / 2) maka jarak planet tersebut dengan bumi dapat diketahui.
Setelah jaraknya diketahui, pengukuran Diameter dapat dilakukan dengan cara menghitung sudut antara jarak kedua sisi planet dengan menggunakan Metode Trigonometri.
Untuk ukuran Diameter Galaksi ini dijadikan menjadi 2 Satuan Jarak.
yaitu : Tahun Cahaya dan Kilometer
1. Sombrero Galaxy
Diameter
Tahun Cahaya : 50.000
atau
Kilometer : 473.093.704.550.176.000
2. Whirlpool Galaxy
Diameter
Tahun Cahaya : 76.000
atau
Kilometer : 719.102.430.916.268.000
3. Black Eye Galaxy
Diameter
Tahun Cahaya : 85.000
atau
Kilometer : 804.259.297.735.300.000
4. Milky Way Galaxy ( Galaksi Bima Sakti )
Diameter
Tahun Cahaya : 100.000
atau
Kilometer : 946.187.409.100.353.000
5. Hoag's Galaxy
Diameter
Tahun Cahaya : 125.000
atau
Kilometer : 1.182.734.261.375.440.000
6. Cartwheel Galaxy
Diameter
Tahun Cahaya : 150.000
atau
Kilometer : 1.419.281.113.650.530.000
7. Messier 77
Diameter
Tahun Cahaya : 170.000
atau
Kilometer : 1.608.518.595.470.600.000
8. Pinwheel Galaxy
Diameter
Tahun Cahaya : 170.000
atau
Kilometer : 1.608.518.595.470.600.000
9. Andromeda Galaxy
Diameter
Tahun Cahaya : 220.000
atau
Kilometer : 2.081.612.300.020.780.000
10. Tadpole Galaxy
Diameter
Tahun Cahaya : 280.000
atau
Kilometer : 2.649.324.745.480.990.000
Untuk perbandingannya Bima Sakti dengan Lainnya ini gan...
- Sombrero Galaxy = 1,00 : 2,00
- Whirlpool Galaxy = 1,00 : 1,32
- Black Eye Galaxy = 1,00 : 1,18
- Hoag's Galaxy = 1,00 : 0,80
- Cartwheel Galaxy = 1,00 : 0,67
- Messier 77 = 1,00 : 0,59
- Pinwheel Galaxy = 1,00 : 0,59
- Andromeda Galaxy = 1,00 : 0,45
- Tadpole Galaxy = 1,00 : 0,36
Walaupun jaraknya jauh tapi itu bisa diukur menggunakan paralax & penggeseran warna (efek doppler).
Jadi harus tau dulu posisi objek yang difoto yang mana. Selama kelihatan, berarti ada cahaya yang sampai mata, pasti bisa difoto. Terus, cari tempat yang gelap.
Terus yang penting agar bisa dapat fotonya adalah bukan diafragma kamera yang lebar, dan kecepatan rana yang rendah. Kalo bisa diset bermenit-menit, ya diset sampai menit, misalnya satu menit. Tapi jangan sampai berjam-jam kalo nggak pengen benda langit yang difoto keliatan bergerak (garis). Jadi butuh tripod.
Bisa juga pake teknik digiscoping, dari balik teleskop difoto. Nah ini butuh kreatifitas & kesabaran gimana caranya nempelin lensa kamera ke okuler teleskop.
Sumber
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !